Selasa, 29 Januari 2013

Bagaimana Membangun Kembali Khilafah Islam ?



Bagaimana Membangun Kembali Khilafah Islam ?
Kewajiban Mengikuti Rosulullah Saw



Rasulullah saw. adalah kepala negara Daulah Islamiyyah pertama kali. Beliau saw., selain sebagai rasulullah pembawa dan penyampai risalah, juga sebagai penguasa (hakim) yang melaksanakan hukum-hukum Islam yang beliau bawa sebagai bagian dari risalah Islam. Hukum-hukum Islam sebagian besar diturunkan di Madinah setelah Rasulullah saw. menempuh perjuangan selama sekitar 13 tahun di kota Mekkah mendakwahkan Islam kepada masyarakat Quraisy dan seluruh kabilah Arab yang setiap tahun berkunjung ke kota Mekkah. Di Madinah itulah Rasulullah saw. mendapatkan kekuasaan dari para kepala suku di kota Madinah, khususnya Aus dan Khazraj yang paling dominan dan berkuasa di Madinah. Dan syariat Islam telah diturunkan seluruhnya hingga akhir masa kehidupan beliau saw. di kota Madinah dimana wilayah kekuasaan beliau saw. telah meliputi seluruh jazirah Arab (kurang lebih 2,95 juta km persegi, lebih besar dari 3 kali luas gabungan wilayah Jerman dan Perancis). Allah SWT berfirman:

Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu ni`mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. (QS. Al-Maidah [5]: 3).


Oleh karena itu, di masa kerinduan akan kejayaan Islam dan kaum muslimin ini telah kembali mengusik pikiran dan perasaan umat, maka tidak ada metode (thariqah) perjuangan yang harus ditempuh untuk mewujudkan hal itu, kecuali mengikuti metode (thariqah) perjuangan Rasulullah saw. Sebab, secara syar'i, Allah SWT telah memerintahkan kaum muslimin untuk meneladani beliau saw. Dia SWT berfirman:

"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu.." (QS Al-Ahzab [33]: 21)

Ada tiga tahap perjuangan dalam dakwah yang ditempuh Rasulullah saw. bersama para sahabatnya. Pertama, tahap pembinaan dan pengkaderan (marhalah tatsqif); kedua, tahap interaksi dan perjuangan (marhalah tafaul wal kifah); ketiga, tahap penerimaan kekuasaan (marhalah istilamul hukm) untuk menerapkan Islam secara praktis dan menyeluruh, sekaligus menyebarkan risalah Islam ke seluruh penjuru dunia.

Pertama, tahap pembinaan dan pengkaderan (tatsqif).


Tahap ini dimulai sejak beliau saw diutus menjadi rasul. Pada tahap ini Rasulullah saw. melakukan pembinaan para kader dan membuat kerangka tubuh gerakan. Hal ini merupakan perkara yang logis bagi siapapun yang ingin melakukan perubahan. Adanya kader yakni para pengemban dakwah yang terbina secara baik merupakan syarat mutlak.


Tahap ini diawali ketika turun firman Allah SWT dalam surat Al Muddatsir. Firman Allah SWT : "Hai orang yang berselimut, bangunlah, lalu berilah peringatan!" [QS al-Muddatstsir: 1-2], beliau saw. mulai mengajak masyarakat untuk memeluk Islam. Dimulai dari istrinya Khadijah r.a., sepupunya Ali bin Abi Thalib r.a., mantan budaknya Zaid, dan sahabatnya Abu Bakar As Shiddiq r.a., lalu beliau menyeru seluruh masyarakat. Beliau keliling mendatangi rumah-rumah mereka. Beliau saw. menyampaikan : "Sesungguhnya Allah memerintahkan kalian untuk menyembah-Nya dan janganlah kalian menserikatkan-Nya dengan sesuatu apapun". Beliau menyeru manusia, mengikuti ayat di atas, secara terang-terangan.


Setelah rasulullah saw. mengajak penduduk Mekkah untuk masuk Islam, sebagian orang menerima dan beriman kepadanya lalu masuk Islam dan sebagian yang lain menolaknya. Rasul mengumpulkan orang-orang yang beriman di sekeliling beliau dalam suatu kelompok atas dasar agama baru itu secara rahasia. Para sahabat beliau apabila shalat mereka pergi ke padang-padang rumput dan menyembunyikan sholat mereka dari kaum mereka. Kepada orang-orang yang baru masuk Islam, Rasulullah saw mengutus orang yang sudah masuk Islam sebelumnya (para senior) dan faqih dalam dinul Islam untuk mengajarkan Al Quran. Beliau saw. pernah mengirim Khubbab bin al-Arats untuk mengajarkan al-Quran kepada Zaenab binti al-Khaththab dan suaminya, Sa'id dirumahnya.


Beliau saw. menjadikan rumah Al Arqam bin Abil Arqam (Daar al-Arqam) sebagai markas kutlah (kelompok dakwah) dan madrasah bagi dakwah baru ini. Di rumah Arqam itulah Rasulullah saw. mengumpulkan para shahabat, mengajar Islam kepada mereka, membacakan Al Quran kepada mereka, menjelaskannya, memerintahkan mereka untuk menghafal dan memahami al-Quran.

Tahap kedua, tahap interaksi dan perjuangan (marhalah tafaul wal kifah).


Tahap kedua ini juga merupakan hal yang krusial dalam penegakan Daulah Islam. Perubahan masyarakat tidak akan berhasil tanpa terjun di tengah-tengah masyarakat tersebut. Dalam tahap ini Rosulullah SAW mulai secara terbuka menyampaikan dakwahnya dengan target yang jelas : membangun kesadaran masyarakat untuk secara total melaksanakan Islam. Hal ini juga menjadi catatan penting dalam perjuangan untuk menegakkan Khilafah saat ini. Adalah sulit untuk tegaknya Khilafah tanpa didukung oleh kesadaran umat. Hal ini begitu jelas bisa kita lihat dalam perjalanan dakwah Rosulullah saw.


Untuk membangun kesadaran umat ini perlu dilakukan pembinaan kolektif (tasqiif jama'iyah) di tengah-tengah umat, berupaa kajian-kajian terbuka tentang Islam yang kaffah. Harus dijelaskan kepada ummat kewajiban penegakan syariah dan Khilafah. Juga dilakukan dengan menjelaskan kepada umat kebobrokan dari sistem yang berlaku saat ini (sistem sekuler Kapitalis) dan menjelaskan bagaimana solusi Islam dalam hal ini. Hal ini akan membuat umat menyadari penting dan perlunya syariah Islam menyelesaikan persoalan hidup mereka. Untuk itu haruslah dilakukan shiro'ul fikr (pergolakan pemikiran) sehingga umat secara sadar mengerti kebobrokan sistem kapitalis sekuler sekaligus mereka rindu terhadap syariah Islam yang agung.


Termasuk membangun kesadaran umat ini adalah menjelaskan kebijakan-kebijakan keliru yang diterapkan oleh penguasa dzolim yang sekuler. Sehingga terputuslah dukungan umat terhadap penguasa dzolim tersebut. Untuk itu harus dilakukan pembongkaran secara terbuka (khasful khuttot) makar-makar yang dilakukan oleh penguasa dzolim yang mengsengsarakan rakyat. Dalam konteks sekarang perlu dijelaskan kedzoliman penguasa saat menaikkan harga BBM atau TDL. Kita jelaskan bahwa itu merupakan konsekuensi dari kebijakan sistem kapitalis yang sekuler.


Namun kesadaran umat haruslah didukung oleh elit politik yang memang memiliki al Quwwah (kekuasaan riil) ditengah masyarakat. Disinilah letak penting untuk berdakwah kepada elit-elit politik ini untuk meraih dukungan dari mereka (tholabun nusroh). Ini pulalah yang dilakukan oleh Rosulullah saat tidak henti-hentinya berdakwah kepada pemimpin-pemimpin qabilah arab pada waktu itu yang merupakan kekuatan politik nyata. Dalam konteks umat Islam sekarang untuk menegakkan Khilafah ini , dakwah harus juga kita sampaikan kepada elit politik terutama kalangan militer, tokoh-tokoh masyarakat, intelektual, dan tentu saja para ulama. Dukungan para elit masyarakat ini sangat penting bagi tegaknya kembali Khilafah Islam.
Dalam perjalanan dakwah Rosulullah tahap ini dimulai sejak turunnya firman Allah SWT:

"Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan kepadamu dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik. Sesungguhnya Kami memelihara kamu daripada (kejahatan) orang-orang yang memperolok-olokkan (kamu), yaitu orang-orang yang menganggap adanya tuhan yang lain disamping Allah, maka mereka kelak akan mengetahui (akibat-akibatnya)" [QS al-Hijr :94-96].

Beliau saw. pun menerangkan perintah Allah SWT secara terang-terangan. Beliau saw. pun menampilkan kutlahnya secara terang-terang kepada seluruh masyarakat, sekalipun masih ada sebagian kaum muslimin yang menyembunyikan ke-Islamannya bahkan sampai penaklukan kota Makkah. Setelah aksi menampilkan kutlah secara terang-terangan di Ka'bah, terjadilah pergesekan dakwah dan kelompok dakwah dengan masyarakat Makkah dengan para pemimpinnya yang sangat cinta kepada kepemimpinan dengan sistem jahiliyyah. Perjuangan kelompok dakwah Nabi dan para sahabat pun berubah dari fase rahasia (daur al istikhfa) ke fase terang-terangan (daur al i'lan). Berpindah dari fase mengkontak orang-orang yang memiliki kesediaan menerima Islam ke fase berbicara kepada masyarakat secara menyeluruh.


Mulailah terjadi benturan (ishthidam/clash) antara iman dengan kekufuran di masyarakat, dan mulailah terjadi pergesekan (ihtikak) antara ide-ide yang benar dengan ide-ide yang rusak, dan mulailah tahap kedua, yaitu tahap interaksi dan perjuangan (marhalah tafaul wal kifah). Pada tahap ini mulailah orang-orang Kafir Quraisy melawan dakwah dan menyakiti Rasulullah saw. dan kaum muslimin dengan berbagai macam cara. Periode inilah yang paling berat yang dihadapi Rasul dan para sahabat sepanjang perjuangan mereka.


Rasulullah saw. dan para sahabat menghadapi berbagai perlawanan dakwah yang dilancarkan oleh orang-orang Kafir Quraisy, baik itu penyiksaan fisik (at ta'dziib), propaganda busuk (ad da'aawah/ad di'ayah) untuk menyudutkan Islam dan kaum muslimin di dalam negeri dan luar negeri, maupun blokade total (al muqatha'ah), dengan sikap sabar dan terus berdakwah menegakkan agama Allah SWT tanpa kekerasan.


Perjuangan dakwah Rasulullah saw. dan para sahabat pada tahap kedua ini dilakukan dengan cara tanpa kekerasan. Beliau saw. melakukan pergulatan pemikiran (shiraul fikri) dan perlawanan politik (kifah siyasi) tanpa menggunakan kekuatan fisik, tanpa mengangkat senjata, meskipun setiap lelaki Arab pada waktu itu sudah terbiasa menunggang kuda dan memainkan senjata. Pergulatan pemikiran yang beliau lakukan melawan kekufuran itu tergambar pada ayat-ayat yang turun di tahap kedua ini yang banyak menengahkan celaan-celaan terhadap 'aqidah, sistem, serta adat-istiadat kafir Mekah yang bejat.

Tahap Ketiga Penerimaan Kekuasaan (Istilaam al-Hukmi)


Setelah mereka kembali ke Medinah mereka menyebarkan Islam di Medinah. Momentum penting lain sebagai pertanda dimulainya babak baru dakwah Rasul adalah Bai'at 'Aqabah I dan II. Dua peristiwa ini, terutama Bai'at 'Aqabah II telah mengakhiri tahap kedua dari dakwah Rasul, yakni tahap interaksi dan perjuangan (marhalah Tafa'ul wal Kifah) menuju tahap ketiga, yaitu tahap Penerimaan Kekuasaan (Istilaam al-Hukmi). Dalam tahap ketiga ini Rasul hijrah ke Madinah, negeri yang para pemimpin dan mayoritas masyarakatnya telah siap menerima Islam sebagai metode kehidupan mereka, yaitu kehidupan yang (1) asas peradabannya adalah kalimat tauhid Lailahaillallah Muhammadurrasulullah; (2) standar perbuatan (miqyasul a'mal) dalam interaksi kehidupan mereka adalah halal-haram; dan (3) makna kebahagiaan (ma'nas sa'aadah) mereka adalah mendapatkan ridlo Allah. Masyarakat yang kokoh inilah yang siap membawa risalah Islam ke seluruh dunia.

Tiga Kunci Perubahan

Karena itu, hanya aktivitas yang dilakukan oleh Rosulullah yang harus dijadikan pedoman untuk menegakkan kembali Khilafah Islam. Dimana metode yang menonjol adalah selalu mengkaitkan pengaturan urusan-urusan umat dengan hukum-hukum Islam. Langkah-langkah penting yang dilakukan oleh Rosulullah saw, bisa diringkaskan sebagai berikut:

Membina umat dengan pemikiran dan hukum-hukum Islam sehingga terjadi perubahan pemikiran di tubuh umat Menyerang ide-ide, pemikiran, dan hukum-hukum yang rusak di tengah masyarakat, membongkar kepalsuaannya dan pertentangannya dengan Islam . Dengah demikian umat akan menolak hukum-hukum tersebut dan mengantikannya dengan sistem Islam

Membongkar kedzoliman dan kebejatan penguasa-penguasa yang ada ditengah-tengah umat. Sehingga terputus kepercayaan umat kepada penguasa yang ada dan mereka beralih kepada pejuang-pejuang Islam.

Mendatangi elit-elit politik dari berbagai kabilah yang berpengaruh , mengajak mereka masuk Islam dan agar mereka menyerahkan kekuasaan kepada Islam . Dengan demikian hukum-hukum Islam bisa ditegakkan lewat kekuasaan.
Langkah-langkah ini akan akan bermuara pada tiga perkara penting yang menjadi kunci perubahan : pembentukan kader yang ideologis, membangun kesadaran masyarakat, dan dukungan kelompok dan tokoh-tokoh terkemuka yang memiliki kekuatan di masyarakat. Inilah yang paling penting untuk dilakukan untuk menegakkan kembali khilafah. Artinya, kalau umat sudah sadar tentang kewajiban ini, elit politik pun mendukung sistem khilafah ini, saat itulah Khilafah akan tegak kembali. Tentu saja kita tidak boleh melupakan pertolongan Allah SWT. Firman Allah SWT: "Hai orang-orang yang beriman, jika kalian menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolong kalian dan meneguhkan kedudukan kalian. (QS Muhammad [47]: 7).


(Farid Wadjdi)

0 komentar:

Posting Komentar

Dynamic Blinkie Text Generator at TextSpace.net

Welcome

Powered By Blogger

Pesan Pembuka

O'Clock

animasi blog

Harapan

nopri-diningrat.blogspot.com

Tabel List

TUTORIAL BLOG

TRIK FACEBOOK

TECHNO

Kegagalan Adalah Suatu Kesuksesan Yang Tertunda
Follows: Twitter: @nopri_bikers
Facebook: nopri diningrat
E-mail: nopri_tdr@yahoo.com




Selasa, 29 Januari 2013

Bagaimana Membangun Kembali Khilafah Islam ?



Bagaimana Membangun Kembali Khilafah Islam ?
Kewajiban Mengikuti Rosulullah Saw



Rasulullah saw. adalah kepala negara Daulah Islamiyyah pertama kali. Beliau saw., selain sebagai rasulullah pembawa dan penyampai risalah, juga sebagai penguasa (hakim) yang melaksanakan hukum-hukum Islam yang beliau bawa sebagai bagian dari risalah Islam. Hukum-hukum Islam sebagian besar diturunkan di Madinah setelah Rasulullah saw. menempuh perjuangan selama sekitar 13 tahun di kota Mekkah mendakwahkan Islam kepada masyarakat Quraisy dan seluruh kabilah Arab yang setiap tahun berkunjung ke kota Mekkah. Di Madinah itulah Rasulullah saw. mendapatkan kekuasaan dari para kepala suku di kota Madinah, khususnya Aus dan Khazraj yang paling dominan dan berkuasa di Madinah. Dan syariat Islam telah diturunkan seluruhnya hingga akhir masa kehidupan beliau saw. di kota Madinah dimana wilayah kekuasaan beliau saw. telah meliputi seluruh jazirah Arab (kurang lebih 2,95 juta km persegi, lebih besar dari 3 kali luas gabungan wilayah Jerman dan Perancis). Allah SWT berfirman:

Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu ni`mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. (QS. Al-Maidah [5]: 3).


Oleh karena itu, di masa kerinduan akan kejayaan Islam dan kaum muslimin ini telah kembali mengusik pikiran dan perasaan umat, maka tidak ada metode (thariqah) perjuangan yang harus ditempuh untuk mewujudkan hal itu, kecuali mengikuti metode (thariqah) perjuangan Rasulullah saw. Sebab, secara syar'i, Allah SWT telah memerintahkan kaum muslimin untuk meneladani beliau saw. Dia SWT berfirman:

"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu.." (QS Al-Ahzab [33]: 21)

Ada tiga tahap perjuangan dalam dakwah yang ditempuh Rasulullah saw. bersama para sahabatnya. Pertama, tahap pembinaan dan pengkaderan (marhalah tatsqif); kedua, tahap interaksi dan perjuangan (marhalah tafaul wal kifah); ketiga, tahap penerimaan kekuasaan (marhalah istilamul hukm) untuk menerapkan Islam secara praktis dan menyeluruh, sekaligus menyebarkan risalah Islam ke seluruh penjuru dunia.

Pertama, tahap pembinaan dan pengkaderan (tatsqif).


Tahap ini dimulai sejak beliau saw diutus menjadi rasul. Pada tahap ini Rasulullah saw. melakukan pembinaan para kader dan membuat kerangka tubuh gerakan. Hal ini merupakan perkara yang logis bagi siapapun yang ingin melakukan perubahan. Adanya kader yakni para pengemban dakwah yang terbina secara baik merupakan syarat mutlak.


Tahap ini diawali ketika turun firman Allah SWT dalam surat Al Muddatsir. Firman Allah SWT : "Hai orang yang berselimut, bangunlah, lalu berilah peringatan!" [QS al-Muddatstsir: 1-2], beliau saw. mulai mengajak masyarakat untuk memeluk Islam. Dimulai dari istrinya Khadijah r.a., sepupunya Ali bin Abi Thalib r.a., mantan budaknya Zaid, dan sahabatnya Abu Bakar As Shiddiq r.a., lalu beliau menyeru seluruh masyarakat. Beliau keliling mendatangi rumah-rumah mereka. Beliau saw. menyampaikan : "Sesungguhnya Allah memerintahkan kalian untuk menyembah-Nya dan janganlah kalian menserikatkan-Nya dengan sesuatu apapun". Beliau menyeru manusia, mengikuti ayat di atas, secara terang-terangan.


Setelah rasulullah saw. mengajak penduduk Mekkah untuk masuk Islam, sebagian orang menerima dan beriman kepadanya lalu masuk Islam dan sebagian yang lain menolaknya. Rasul mengumpulkan orang-orang yang beriman di sekeliling beliau dalam suatu kelompok atas dasar agama baru itu secara rahasia. Para sahabat beliau apabila shalat mereka pergi ke padang-padang rumput dan menyembunyikan sholat mereka dari kaum mereka. Kepada orang-orang yang baru masuk Islam, Rasulullah saw mengutus orang yang sudah masuk Islam sebelumnya (para senior) dan faqih dalam dinul Islam untuk mengajarkan Al Quran. Beliau saw. pernah mengirim Khubbab bin al-Arats untuk mengajarkan al-Quran kepada Zaenab binti al-Khaththab dan suaminya, Sa'id dirumahnya.


Beliau saw. menjadikan rumah Al Arqam bin Abil Arqam (Daar al-Arqam) sebagai markas kutlah (kelompok dakwah) dan madrasah bagi dakwah baru ini. Di rumah Arqam itulah Rasulullah saw. mengumpulkan para shahabat, mengajar Islam kepada mereka, membacakan Al Quran kepada mereka, menjelaskannya, memerintahkan mereka untuk menghafal dan memahami al-Quran.

Tahap kedua, tahap interaksi dan perjuangan (marhalah tafaul wal kifah).


Tahap kedua ini juga merupakan hal yang krusial dalam penegakan Daulah Islam. Perubahan masyarakat tidak akan berhasil tanpa terjun di tengah-tengah masyarakat tersebut. Dalam tahap ini Rosulullah SAW mulai secara terbuka menyampaikan dakwahnya dengan target yang jelas : membangun kesadaran masyarakat untuk secara total melaksanakan Islam. Hal ini juga menjadi catatan penting dalam perjuangan untuk menegakkan Khilafah saat ini. Adalah sulit untuk tegaknya Khilafah tanpa didukung oleh kesadaran umat. Hal ini begitu jelas bisa kita lihat dalam perjalanan dakwah Rosulullah saw.


Untuk membangun kesadaran umat ini perlu dilakukan pembinaan kolektif (tasqiif jama'iyah) di tengah-tengah umat, berupaa kajian-kajian terbuka tentang Islam yang kaffah. Harus dijelaskan kepada ummat kewajiban penegakan syariah dan Khilafah. Juga dilakukan dengan menjelaskan kepada umat kebobrokan dari sistem yang berlaku saat ini (sistem sekuler Kapitalis) dan menjelaskan bagaimana solusi Islam dalam hal ini. Hal ini akan membuat umat menyadari penting dan perlunya syariah Islam menyelesaikan persoalan hidup mereka. Untuk itu haruslah dilakukan shiro'ul fikr (pergolakan pemikiran) sehingga umat secara sadar mengerti kebobrokan sistem kapitalis sekuler sekaligus mereka rindu terhadap syariah Islam yang agung.


Termasuk membangun kesadaran umat ini adalah menjelaskan kebijakan-kebijakan keliru yang diterapkan oleh penguasa dzolim yang sekuler. Sehingga terputuslah dukungan umat terhadap penguasa dzolim tersebut. Untuk itu harus dilakukan pembongkaran secara terbuka (khasful khuttot) makar-makar yang dilakukan oleh penguasa dzolim yang mengsengsarakan rakyat. Dalam konteks sekarang perlu dijelaskan kedzoliman penguasa saat menaikkan harga BBM atau TDL. Kita jelaskan bahwa itu merupakan konsekuensi dari kebijakan sistem kapitalis yang sekuler.


Namun kesadaran umat haruslah didukung oleh elit politik yang memang memiliki al Quwwah (kekuasaan riil) ditengah masyarakat. Disinilah letak penting untuk berdakwah kepada elit-elit politik ini untuk meraih dukungan dari mereka (tholabun nusroh). Ini pulalah yang dilakukan oleh Rosulullah saat tidak henti-hentinya berdakwah kepada pemimpin-pemimpin qabilah arab pada waktu itu yang merupakan kekuatan politik nyata. Dalam konteks umat Islam sekarang untuk menegakkan Khilafah ini , dakwah harus juga kita sampaikan kepada elit politik terutama kalangan militer, tokoh-tokoh masyarakat, intelektual, dan tentu saja para ulama. Dukungan para elit masyarakat ini sangat penting bagi tegaknya kembali Khilafah Islam.
Dalam perjalanan dakwah Rosulullah tahap ini dimulai sejak turunnya firman Allah SWT:

"Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan kepadamu dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik. Sesungguhnya Kami memelihara kamu daripada (kejahatan) orang-orang yang memperolok-olokkan (kamu), yaitu orang-orang yang menganggap adanya tuhan yang lain disamping Allah, maka mereka kelak akan mengetahui (akibat-akibatnya)" [QS al-Hijr :94-96].

Beliau saw. pun menerangkan perintah Allah SWT secara terang-terangan. Beliau saw. pun menampilkan kutlahnya secara terang-terang kepada seluruh masyarakat, sekalipun masih ada sebagian kaum muslimin yang menyembunyikan ke-Islamannya bahkan sampai penaklukan kota Makkah. Setelah aksi menampilkan kutlah secara terang-terangan di Ka'bah, terjadilah pergesekan dakwah dan kelompok dakwah dengan masyarakat Makkah dengan para pemimpinnya yang sangat cinta kepada kepemimpinan dengan sistem jahiliyyah. Perjuangan kelompok dakwah Nabi dan para sahabat pun berubah dari fase rahasia (daur al istikhfa) ke fase terang-terangan (daur al i'lan). Berpindah dari fase mengkontak orang-orang yang memiliki kesediaan menerima Islam ke fase berbicara kepada masyarakat secara menyeluruh.


Mulailah terjadi benturan (ishthidam/clash) antara iman dengan kekufuran di masyarakat, dan mulailah terjadi pergesekan (ihtikak) antara ide-ide yang benar dengan ide-ide yang rusak, dan mulailah tahap kedua, yaitu tahap interaksi dan perjuangan (marhalah tafaul wal kifah). Pada tahap ini mulailah orang-orang Kafir Quraisy melawan dakwah dan menyakiti Rasulullah saw. dan kaum muslimin dengan berbagai macam cara. Periode inilah yang paling berat yang dihadapi Rasul dan para sahabat sepanjang perjuangan mereka.


Rasulullah saw. dan para sahabat menghadapi berbagai perlawanan dakwah yang dilancarkan oleh orang-orang Kafir Quraisy, baik itu penyiksaan fisik (at ta'dziib), propaganda busuk (ad da'aawah/ad di'ayah) untuk menyudutkan Islam dan kaum muslimin di dalam negeri dan luar negeri, maupun blokade total (al muqatha'ah), dengan sikap sabar dan terus berdakwah menegakkan agama Allah SWT tanpa kekerasan.


Perjuangan dakwah Rasulullah saw. dan para sahabat pada tahap kedua ini dilakukan dengan cara tanpa kekerasan. Beliau saw. melakukan pergulatan pemikiran (shiraul fikri) dan perlawanan politik (kifah siyasi) tanpa menggunakan kekuatan fisik, tanpa mengangkat senjata, meskipun setiap lelaki Arab pada waktu itu sudah terbiasa menunggang kuda dan memainkan senjata. Pergulatan pemikiran yang beliau lakukan melawan kekufuran itu tergambar pada ayat-ayat yang turun di tahap kedua ini yang banyak menengahkan celaan-celaan terhadap 'aqidah, sistem, serta adat-istiadat kafir Mekah yang bejat.

Tahap Ketiga Penerimaan Kekuasaan (Istilaam al-Hukmi)


Setelah mereka kembali ke Medinah mereka menyebarkan Islam di Medinah. Momentum penting lain sebagai pertanda dimulainya babak baru dakwah Rasul adalah Bai'at 'Aqabah I dan II. Dua peristiwa ini, terutama Bai'at 'Aqabah II telah mengakhiri tahap kedua dari dakwah Rasul, yakni tahap interaksi dan perjuangan (marhalah Tafa'ul wal Kifah) menuju tahap ketiga, yaitu tahap Penerimaan Kekuasaan (Istilaam al-Hukmi). Dalam tahap ketiga ini Rasul hijrah ke Madinah, negeri yang para pemimpin dan mayoritas masyarakatnya telah siap menerima Islam sebagai metode kehidupan mereka, yaitu kehidupan yang (1) asas peradabannya adalah kalimat tauhid Lailahaillallah Muhammadurrasulullah; (2) standar perbuatan (miqyasul a'mal) dalam interaksi kehidupan mereka adalah halal-haram; dan (3) makna kebahagiaan (ma'nas sa'aadah) mereka adalah mendapatkan ridlo Allah. Masyarakat yang kokoh inilah yang siap membawa risalah Islam ke seluruh dunia.

Tiga Kunci Perubahan

Karena itu, hanya aktivitas yang dilakukan oleh Rosulullah yang harus dijadikan pedoman untuk menegakkan kembali Khilafah Islam. Dimana metode yang menonjol adalah selalu mengkaitkan pengaturan urusan-urusan umat dengan hukum-hukum Islam. Langkah-langkah penting yang dilakukan oleh Rosulullah saw, bisa diringkaskan sebagai berikut:

Membina umat dengan pemikiran dan hukum-hukum Islam sehingga terjadi perubahan pemikiran di tubuh umat Menyerang ide-ide, pemikiran, dan hukum-hukum yang rusak di tengah masyarakat, membongkar kepalsuaannya dan pertentangannya dengan Islam . Dengah demikian umat akan menolak hukum-hukum tersebut dan mengantikannya dengan sistem Islam

Membongkar kedzoliman dan kebejatan penguasa-penguasa yang ada ditengah-tengah umat. Sehingga terputus kepercayaan umat kepada penguasa yang ada dan mereka beralih kepada pejuang-pejuang Islam.

Mendatangi elit-elit politik dari berbagai kabilah yang berpengaruh , mengajak mereka masuk Islam dan agar mereka menyerahkan kekuasaan kepada Islam . Dengan demikian hukum-hukum Islam bisa ditegakkan lewat kekuasaan.
Langkah-langkah ini akan akan bermuara pada tiga perkara penting yang menjadi kunci perubahan : pembentukan kader yang ideologis, membangun kesadaran masyarakat, dan dukungan kelompok dan tokoh-tokoh terkemuka yang memiliki kekuatan di masyarakat. Inilah yang paling penting untuk dilakukan untuk menegakkan kembali khilafah. Artinya, kalau umat sudah sadar tentang kewajiban ini, elit politik pun mendukung sistem khilafah ini, saat itulah Khilafah akan tegak kembali. Tentu saja kita tidak boleh melupakan pertolongan Allah SWT. Firman Allah SWT: "Hai orang-orang yang beriman, jika kalian menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolong kalian dan meneguhkan kedudukan kalian. (QS Muhammad [47]: 7).


(Farid Wadjdi)

Kata Kata Bijak

Kesalahan adalah pengalaman hidup, belajarlah darinya. Jangan mencoba tuk menjadi sempurna. Cobalah menjadi teladan bagi sesama.

Nasihat Sukses

Jika Anda tidak mampu mendekatinya, mengatasinya atau melewatinya, lebih baik Anda bernegosiasi dengannya.

Kata-Kata Mutiara

MOTIVASI : Jangan berhenti berupaya ketika menemui kegagalan. Karena kegagalan adalah cara Tuhan mengajari kita tentang arti kesungguhan.

Box Coment

 
Template Indonesia | nopri diningrat
Aku cinta Indonesia_ Nopri diningrat_ Pagaralam