Selasa, 29 Januari 2013

Energi Keikhlashan



Energi Keikhlashan


Mendung menyelimuti langit Cilember......laksana mendung yang perlahan merayapi hati Zahra. Dibacanya surat Nisa sekali lagi...Ukhti Zahra,... Ana mengundurkan diri dari kepengurusan LDK. Ana tak sanggup lagi beramal jama'i dengan Dewan Pembina yang angkuh dan keras kepala itu!! Mereka hanya bisa menilai, mengkritik dan menyalahkan hasil kerja bidang kaderisasi. Kontribusi mereka sendiri nyaris tak ada!!. Selama ini, Ana sudah berusaha memaklumi, tapi..... Rasanya ana tak sanggup bertahan, batas toleransi ana sudah habis. Biarlah ana mundur...!! Mungkin ini jalan terbaik.....

Langit Cilember semakin muram, tetes air hujan jatuh perlahan menyapa bumi. Zahra masih setia menekuri surat Nisa didepan jendela kamarnya, di Villa sederhana yang dibangun orang tuanya di Cilember. Tak ada yang berubah dari isi surat itu, walupun Zahra ingin, sungguh ia ingin isi surat itu berubah........

Kristal - kristal bening perlahan membasahi wajah duka itu, Zahra beranjak mengambil beberapa helai kertas dan mulai melarungkan selaksa rasa di hatinya.....

Ba'da tahmid wa sholawat


Ukhti Nisa, saudariku seperjuangan yang dicintai Allah......
Membaca surat pengunduran dirimu dari kepengurusan LDK, meninggalkan lara dalam hatiku. Rasanya tak percaya bahwa surat itu ditulis oleh seorang mujahidah setangguh dirimu. Nisa yang aku kenal merupakan sosok akhwat yang tak mudah patah hanya karena masalah - masalah sepele. Mujahidah yang telah teruji dengan berbagai ujian di lapangan dakwah. Yang selalu menyediakan kelapangan hati dan selalu memaafkan kealpaan saudara - saudara seperjuangannya. Tak pernah berkeluh kesah dengan setumpuk amanah dakwah yang dipercayakan kepadanya. Nisa yang tak pernah lepas dengan pertanyaan khasnya......"Apa kabar dakwah hari ini??"

Ukhti Nisa, yang aku cintai karena Allah
Membaca suratmu melahirkan sepi dan hampa dalam relung - relung hatiku. Kemana pergi bara semangat yang mengalirkan kekuatan amal dalam setiap derap langkahmu?? Semangat yang senantiasa kau alirkan kepada saudarimu seperjuangan. Mengapa begitu cepat ia meredup?? Aku tahu ukhti, engkau tidak sepenuhnya salah. Aku tahu engkau kecewa dengan sikap tak bijak senior kita di dewan pembinaan. Mereka yang selalu menuntut tapi lupa untuk memberi, mereka yang selalu mengkritik tapi enggan menghargai. Aku tahu apa warna kecewamu.

Ukhti Nisa, yang aku sayangi
Kesabaran tak pernah mengenal batas, ia adalah telaga yang tak pernah kering, ia adalah matahari yang tak pernah berhenti bersinar. Karena kesabaran yang kita untai adalah karena Allah, cuma karena Allah saja. Maka ia tak boleh menguap dalam setiap hembusan nafas kita. Kesabaran yang membuat kita mampu bertahan menghadapi ujian dakwah, kesabaran yang mampu membuat kita memafkan kealpaan saudara kita sepahit apapun luka yang ia torehkan. Kesabaranmu bukan karena senior - senior kita di dewan pembina, bukan pula karena engkau PJ kaderisasi akhwat, bukan pula karena aku. Sekali lagi saudariku......karena Allah saja

Ukhti Nisa saudariku......
Keputusanmu mengundurkan diri dari barisan dakwah hanyalah menambah panjang daftar orang - orang yang terpuruk. Orang - orang yang kalah dan patah, mereka yang gugur.......sebelum tugas selesai ditunaikan. Saudariku dakwah ini harus dibangun diatas keikhlasan hati, yang mengalirkan energi amal yang tak pernah padam. Dengannya seorang muharrik dakwah tak akan loyo, malas apalagi letih dan kemudian mundur dari medan dakwah. Energi Keikhlasan akan membuatnya tatap tegar, tak mudah marah dan frustasi. Sesungguhnya keikhlasan mengharuskan kita tetap berdakwah dan bertahan meskipun banyak orang dan banyak hal meninggalkan jejak kekecewaan dalam hati kita. Karena kita melakukan dakwah ini karena mengharap ridho Allah saja, bukan karena siapa - siapa.

Ukhti Nisa, yang aku cintai......
Dakwah adalah hak setiap orang, ia bukan hak prerogatif seseorang. Maka tak layak engkau munduri dari jalan dakwah karena perasaan kecewamu pada seseorang atau terhadap hal - hal yang tidak berkenan dihatimu.
Ingatlah ukhti......Da'wah akan tetap berjalan dengan atau tanpa kita, Tapi kita akan mati karena dakwah..!!!

Ukhti Nisa........pintu dakwah masih terbuka lebar untukmu, ku ulurkan tanganku untuk kembali bersama - sama meniti jalan ini. Bilakah kau menyambutnya.......??

Penuh sayang, saudarimu Zahra

Langit Cilember masih saja muram, hujan masih setia menyapa bumi. Namun hati Zahra tak lagi mendung, senyum takzim terukir di bibirnya. Dilantunkannya bait - bait do'a robitho untuk Nisa, sepenuh harap semoga Allah mengabulkan doanya.


Bumi Kalisari yang mendung
Izzatuna Hanifa (0901)

 

0 komentar:

Posting Komentar

Dynamic Blinkie Text Generator at TextSpace.net

Welcome

Powered By Blogger

Pesan Pembuka

O'Clock

animasi blog

Harapan

nopri-diningrat.blogspot.com

Tabel List

TUTORIAL BLOG

TRIK FACEBOOK

TECHNO

Kegagalan Adalah Suatu Kesuksesan Yang Tertunda
Follows: Twitter: @nopri_bikers
Facebook: nopri diningrat
E-mail: nopri_tdr@yahoo.com




Selasa, 29 Januari 2013

Energi Keikhlashan



Energi Keikhlashan


Mendung menyelimuti langit Cilember......laksana mendung yang perlahan merayapi hati Zahra. Dibacanya surat Nisa sekali lagi...Ukhti Zahra,... Ana mengundurkan diri dari kepengurusan LDK. Ana tak sanggup lagi beramal jama'i dengan Dewan Pembina yang angkuh dan keras kepala itu!! Mereka hanya bisa menilai, mengkritik dan menyalahkan hasil kerja bidang kaderisasi. Kontribusi mereka sendiri nyaris tak ada!!. Selama ini, Ana sudah berusaha memaklumi, tapi..... Rasanya ana tak sanggup bertahan, batas toleransi ana sudah habis. Biarlah ana mundur...!! Mungkin ini jalan terbaik.....

Langit Cilember semakin muram, tetes air hujan jatuh perlahan menyapa bumi. Zahra masih setia menekuri surat Nisa didepan jendela kamarnya, di Villa sederhana yang dibangun orang tuanya di Cilember. Tak ada yang berubah dari isi surat itu, walupun Zahra ingin, sungguh ia ingin isi surat itu berubah........

Kristal - kristal bening perlahan membasahi wajah duka itu, Zahra beranjak mengambil beberapa helai kertas dan mulai melarungkan selaksa rasa di hatinya.....

Ba'da tahmid wa sholawat


Ukhti Nisa, saudariku seperjuangan yang dicintai Allah......
Membaca surat pengunduran dirimu dari kepengurusan LDK, meninggalkan lara dalam hatiku. Rasanya tak percaya bahwa surat itu ditulis oleh seorang mujahidah setangguh dirimu. Nisa yang aku kenal merupakan sosok akhwat yang tak mudah patah hanya karena masalah - masalah sepele. Mujahidah yang telah teruji dengan berbagai ujian di lapangan dakwah. Yang selalu menyediakan kelapangan hati dan selalu memaafkan kealpaan saudara - saudara seperjuangannya. Tak pernah berkeluh kesah dengan setumpuk amanah dakwah yang dipercayakan kepadanya. Nisa yang tak pernah lepas dengan pertanyaan khasnya......"Apa kabar dakwah hari ini??"

Ukhti Nisa, yang aku cintai karena Allah
Membaca suratmu melahirkan sepi dan hampa dalam relung - relung hatiku. Kemana pergi bara semangat yang mengalirkan kekuatan amal dalam setiap derap langkahmu?? Semangat yang senantiasa kau alirkan kepada saudarimu seperjuangan. Mengapa begitu cepat ia meredup?? Aku tahu ukhti, engkau tidak sepenuhnya salah. Aku tahu engkau kecewa dengan sikap tak bijak senior kita di dewan pembinaan. Mereka yang selalu menuntut tapi lupa untuk memberi, mereka yang selalu mengkritik tapi enggan menghargai. Aku tahu apa warna kecewamu.

Ukhti Nisa, yang aku sayangi
Kesabaran tak pernah mengenal batas, ia adalah telaga yang tak pernah kering, ia adalah matahari yang tak pernah berhenti bersinar. Karena kesabaran yang kita untai adalah karena Allah, cuma karena Allah saja. Maka ia tak boleh menguap dalam setiap hembusan nafas kita. Kesabaran yang membuat kita mampu bertahan menghadapi ujian dakwah, kesabaran yang mampu membuat kita memafkan kealpaan saudara kita sepahit apapun luka yang ia torehkan. Kesabaranmu bukan karena senior - senior kita di dewan pembina, bukan pula karena engkau PJ kaderisasi akhwat, bukan pula karena aku. Sekali lagi saudariku......karena Allah saja

Ukhti Nisa saudariku......
Keputusanmu mengundurkan diri dari barisan dakwah hanyalah menambah panjang daftar orang - orang yang terpuruk. Orang - orang yang kalah dan patah, mereka yang gugur.......sebelum tugas selesai ditunaikan. Saudariku dakwah ini harus dibangun diatas keikhlasan hati, yang mengalirkan energi amal yang tak pernah padam. Dengannya seorang muharrik dakwah tak akan loyo, malas apalagi letih dan kemudian mundur dari medan dakwah. Energi Keikhlasan akan membuatnya tatap tegar, tak mudah marah dan frustasi. Sesungguhnya keikhlasan mengharuskan kita tetap berdakwah dan bertahan meskipun banyak orang dan banyak hal meninggalkan jejak kekecewaan dalam hati kita. Karena kita melakukan dakwah ini karena mengharap ridho Allah saja, bukan karena siapa - siapa.

Ukhti Nisa, yang aku cintai......
Dakwah adalah hak setiap orang, ia bukan hak prerogatif seseorang. Maka tak layak engkau munduri dari jalan dakwah karena perasaan kecewamu pada seseorang atau terhadap hal - hal yang tidak berkenan dihatimu.
Ingatlah ukhti......Da'wah akan tetap berjalan dengan atau tanpa kita, Tapi kita akan mati karena dakwah..!!!

Ukhti Nisa........pintu dakwah masih terbuka lebar untukmu, ku ulurkan tanganku untuk kembali bersama - sama meniti jalan ini. Bilakah kau menyambutnya.......??

Penuh sayang, saudarimu Zahra

Langit Cilember masih saja muram, hujan masih setia menyapa bumi. Namun hati Zahra tak lagi mendung, senyum takzim terukir di bibirnya. Dilantunkannya bait - bait do'a robitho untuk Nisa, sepenuh harap semoga Allah mengabulkan doanya.


Bumi Kalisari yang mendung
Izzatuna Hanifa (0901)

 

Kata Kata Bijak

Kesalahan adalah pengalaman hidup, belajarlah darinya. Jangan mencoba tuk menjadi sempurna. Cobalah menjadi teladan bagi sesama.

Nasihat Sukses

Jika Anda tidak mampu mendekatinya, mengatasinya atau melewatinya, lebih baik Anda bernegosiasi dengannya.

Kata-Kata Mutiara

MOTIVASI : Jangan berhenti berupaya ketika menemui kegagalan. Karena kegagalan adalah cara Tuhan mengajari kita tentang arti kesungguhan.

Box Coment

 
Template Indonesia | nopri diningrat
Aku cinta Indonesia_ Nopri diningrat_ Pagaralam