SABDA RASUL
Adalah
orang-orang (para sahabat) bertanya kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wa
sallam tentang kebaikan dan adalah saya bertanya kepada Rasulullah tentang
kejahatan, khawatir kejahatan itu menimpa diriku, maka saya bertanya:
“Ya
Rasulullah, sesungguhnya kami dahulu berada di dalam Jahiliyah dan kejahatan,
maka Allah mendatangkan kepada kami dengan kebaikan ini (Islam). Apakah sesudah
kebaikan ini timbul kejahatan? Apakah sesudah kejahatan itu datang kebaikan?”
Rasulullah menjawab:
”Benar,
tetapi di dalamnya ada kekeruhan (dakhon)”
Saya
bertanya:
“Apakah
kekeruhannya itu?”
Rasulullah
menjawab:
“Yaitu
orang-orang yang mengambil petunjuk bukan dengan petunjukku. (dalam riwayat
Muslim).Kaum yang berperilaku bukan dari Sunnahku dan orang-orang yang
mengambil petunjuk bukan dengan petunjukku, engkau ketahui dari mereka itu dan
engkau ingkari.
Aku
bertanya:
“Apakah
sesudah kebaikan itu akan ada lagi keburukan?”
Rasulullah
menjawab:
“Ya,
yaitu adanya penyeru-penyeru yang mengajak ke pintu-pintu Jahannam. Barangsiapa
mengikuti ajakan mereka, maka mereka melemparkannya ke dalam Jahannam itu.”
Aku
bertanya:
“Ya
Rasulullah, tunjukkanlah sifat-sifat mereka itu kepada kami.”
Rasululah
menjawab:
“Mereka
itu dari kulit-kulit kita dan berbicara menurut lidah-lidah (bahasa) kita.”
Aku
bertanya:
“Apakah
yang engkau perintahkan kepadaku jika aku menjumpai keadaan yang demikian?”
Rasulullah
bersabda:
“Tetaplah
engkau pada Jamaâah Muslimin dan Imaam mereka !”
Aku
bertanya:
“Jika
tidak ada bagi mereka Jamaâah dan Imaam?”
Rasulullah
bersabda:
“Hendaklah
engkau keluar menjauhi firqoh-firqoh itu semuanya, walaupun engkau sam pai
menggigit akar kayu hingga kematian menjum paimu, engkau tetap demikian”
(HR.Al-Bukhari, Shahih Al-Bukhari
dalam Kitabul Fitan: IX/65, Muslim, Shahih Muslim: II/134-135 dan Ibnu Majah,
Sunan Ibnu Majah:II/475. Lafadz Al-Bukhari).
BIDADARI-BIDADARI SYURGA
Category:
Bahasa Qalbu,
Kisah.
Posted by Hanan at 2:51 pm.
Ia mutiara terindah dunia
Bunga terharum sepanjang masa
Ada cahaya di wajahnya
Betapa indah pesonanya
Bidadari bermata jeli pun cemburu padanya
Kelak, ia menjadi bidadari surga
Terindah dari yang ada
(Hanan)
***
Bunga terharum sepanjang masa
Ada cahaya di wajahnya
Betapa indah pesonanya
Bidadari bermata jeli pun cemburu padanya
Kelak, ia menjadi bidadari surga
Terindah dari yang ada
(Hanan)
***
Pernahkah saudara-saudara melihat
seorang bidadari? Bidadari yang bermata jeli. Yang kabarnya sangat indah dan
jelita. Saya yakin kita semua belum pernah melihatnya. Kalau begitu mari kita
ikuti percakapan antara Rasulullah sallallahualaihi wa sallam dan Ummu Salamah
radhiyallahuanha tentang sifat-sifat bidadari yang bermata jeli.
Imam Ath-Thabrany mengisahkan dalam
sebuah hadist, dari Ummu Salamah radhiyallahuanha, dia berkata, Saya berkata,
Wahai Rasulullah, jelaskanlah kepadaku firman Allah tentang bidadari-bidadari
yang bermata jeli
Beliau menjawab, Bidadari yang
kulitnya putih, matanya jeli dan lebar, rambutnya berkilai seperti sayap burung
nasar.
Saya berkata lagi, Jelaskan kepadaku
tentang firman Allah, Laksana mutiara yang tersimpan baik (Al-Waqiah : 23)
Beliau menjawab, Kebeningannya seperti
kebeningan mutiara di kedalaman lautan, tidak pernah tersentuh tangan manusia.
Saya berkata lagi, Wahai Rasulullah,
jelaskan kepadaku firman Allah, Di dalam surga-surga itu ada bidadari-bidadari
yang baik-baik lagi cantik-cantik. (Ar-Rahman
: 70)
Beliau menjawab, Akhlaknya baik dan
wajahnya cantik jelita
Saya berkata lagi, Jelaskan kepadaku
firman Allah, Seakan-akan mereka adalah telur (burung onta) yang tersimpan
dengan baik. (Ash-Shaffat : 49)
Beliau menjawab, Kelembutannya seperti
kelembutan kulit yang ada di bagian dalam telur dan terlindung kulit telur
bagian luar, atau yang biasa disebut putih telur.
Saya berkata lagi, Wahai Rasulullah,
jelaskan kepadaku firman Allah, ˜Penuh cinta lagi sebaya umurnya.(Al-Waqiah : 37)
Beliau menjawab, Mereka adalah
wanita-wanita yang meninggal di dunia pada usia lanjut, dalam keadaan rabun dan
beruban. Itulah yang dijadikan Allah tatkala mereka sudah tahu, lalu Dia
menjadikan mereka sebagai wanita-wanita gadis, penuh cinta, bergairah,
mengasihi dan umurnya sebaya.
Saya bertanya, Wahai Rasulullah,
manakah yang lebih utama, wanita dunia ataukah bidadari yang bermata jeli?
Beliau menjawab, Wanita-wanita dunia
lebih utama daripada bidadari-bidadari yang bermata jeli, seperti kelebihan apa
yang tampak daripada apa yang tidak tampak.
Saya bertanya, Karena apa wanita dunia
lebih utama daripada mereka?
Beliau menjawab, Karena shalat mereka,
puasa dan ibadah mereka kepada Allah. Allah meletakkan cahaya di wajah mereka,
tubuh mereka adalah kain sutera, kulitnya putih bersih, pakaiannya berwarna
hijau, perhiasannya kekuning-kuningan, sanggulnya mutiara dan sisirnya terbuat
dari emas. Mereka berkata, ˜Kami hidup abadi dan tidak mati, kami lemah lembut
dan tidak jahat sama sekali, kami selalu mendampingi dan tidak beranjak sama
sekali, kami ridha dan tidak pernah bersungut-sungut sama sekali. Berbahagialah
orang yang memiliki kami dan kami memilikinya.
Saya berkata, Wahai Rasulullah, salah
seorang wanita di antara kami pernah menikah dengan dua, tiga, atau empat
laki-laki lalu meninggal dunia. Dia masuk surga dan mereka pun masuk surga
pula. Siapakah di antara laki-laki itu yang akan menjadi suaminya di surga?
Beliau menjawab, Wahai Ummu Salamah,
wanita itu disuruh memilih, lalu dia pun memilih siapa di antara mereka yang
akhlaknya paling bagus, lalu dia berkata, Wahai Rabb-ku, sesungguhnya lelaki
inilah yang paling baik akhlaknya tatkala hidup bersamaku di dunia. Maka
nikahkanlah aku dengannya. Wahai Ummu Salamah, akhlak yang baik itu akan pergi
membawa dua kebaikan, dunia dan akhirat.
Sungguh indah perkataan Rasulullah
sallallahuâlaihi wa sallam yang menggambarkan tentang bidadari bermata jeli.
Namun betapa lebih indah lagi dikala beliau mengatakan bahwa wanita dunia yang
taat kepada Allah lebih utama dibandingkan seorang bidadari. Ya, bidadari
saudaraku. Sungguh betapa mulianya seorang muslimah yang kaffah diin islamnya.
Mereka yang senantiasa menjaga ibadah dan akhlaknya, senantiasa menjaga
keimanan dan ketaqwaannya kepada Allah.
Sungguh, betapa indah gambaran Allah
kepada wanita shalehah, yang menjaga kehormatan diri dan suaminya. Yang tatkala
cobaan dan ujian menimpa, hanya kesabaran dan keikhlasan yang ia tunjukkan. Di
saat gemerlap dunia kian dahsyat menerpa, ia tetap teguh mempertahankan
keimanannya.
Sebaik-baik perhiasan ialah wanita
salehah. Dan wanita salehah adalah mereka yang menerapkan islam secara
menyeluruh di dalam dirinya, sehingga kelak ia menjadi penyejuk mata bagi
orang-orang di sekitarnya. Senantiasa merasakan kebaikan di manapun ia berada.
Bahkan seorang Aidh Al-Qarni menggambarkan wanita sebagai batu-batu indah
seperti zamrud, berlian, intan, permata, dan sebagainya di dalam bukunya yang
berjudul Menjadi wanita paling bahagia. Subhanallah. Tak ada kemuliaan lain
ketika Allah menyebutkan di dalam al-quran surat An-Nisa ayat 34, bahwa wanita salehah adalah yang tunduk
kepada Allah dan menaati suaminya, yang sangat menjaga di saat ia tak hadir
sebagaimana yang diajarkan oleh Allah.
Dan bidadari pun cemburu kepada mereka
karena keimanan dan kemuliaannya. Bagaimana caranya agar menjadi wanita
salehah? Tentu saja dengan melakukan apa yang diperintahkan Allah dan menjauhi
segala laranganNya. Senantiasa meningkatkan kualitas diri dan menularkannya
kepada orang lain. Wanita dunia yang salehah kelak akan menjadi
bidadari-bidadari surga yang begitu indah.
NB :
Duhai saudaraku
muslimah, maukah engkau menjadi wanita yang lebih utama dibanding bidadari?
Allah meletakkan cahaya di atas wajahmu dan memuliakanmu di surga menjadi
bidadari-bidadari surga. Maka, berlajarlah dan tingkatkanlah kualitas dirimu,
agar Allah ridha kepadamu.
0 komentar:
Posting Komentar