Ayat Suci dalam Kromosom
Manusia
Artikel AHAD -
Edisi 22 Februari 2002
Ayat Suci dalam
Kromosom Manusia
dikutip dari
milis ahad-net
Seorang ilmuwan
yang penemuannya sehebat Gallileo, Newton dan Einstein yang berhasil
membuktikan tentang keterkaitan antara Alquran dan rancang struktur tubuh
manusia adalah Dr. Ahmad Khan. Dia adalah lulusan Summa Cumlaude dari Duke
University. Walaupun ia ilmuwan muda yang tengah menanjak, terlihat cintanya
hanya untuk Allah dan untuk penelitian genetiknya. Ruang kerjanya yang dihiasi
kaligrafi, kertas-kertas penghargaan, tumpukan buku-buku kumal dan kitab suci
yang sering dibukanya, menunjukkan bahwa ia merupakan kombinasi dari ilmuwan
dan pecinta kitab suci.
Salah satu
penemuannya yang menggemparkan dunia ilmu pengetahuan adalah ditemukannya
informasi lain selain konstruksi Polipeptida yang dibangun dari kodon DNA. Ayat
pertama yang mendorong penelitiannya adalah Surat "Fussilat" ayat 53
yang juga dikuatkan dengan hasil-
hasil penemuan
Profesor Keith Moore ahli embriologi dari Kanada. Penemuannya tersebut diilhami
ketika Khatib pada waktu salat Jumat membacakan salah satu ayat yang ada
kaitannya dengan ilmu biologi. Bunyi ayat tersebut adalah sebagai berikut:
"...Sanuriihim ayatinaa filafaaqi wa fi anfusihim hatta yatabayyana lahum
annahu ul-haqq..."
Yang artinya;
Kemudian akan Kami tunjukkan tanda-tanda kekuasaan kami pada alam dan dalam
diri mereka, sampai jelas bagi mereka bahwa ini adalah kebenaran".
Hipotesis awal
yang diajukan Dr. Ahmad Khan adalah kata "ayatinaa" yang memiliki
makna "Ayat Allah", dijelaskan oleh Allah bahwa tanda-tanda
kekuasaanNya ada juga dalam diri manusia. Menurut Ahmad Khan ayat-ayat Allah
ada juga dalam DNA (Deoxy Nucleotida Acid) manusia.
Selanjutnya ia
beranggapan bahwa ada kemungkinan ayat Alquran merupakan bagian dari gen
manusia. Dalam dunia biologi dan genetika dikenal banyaknya DNA yang hadir
tanpa memproduksi protein sama sekali. Area tanpa produksi ini disebut Junk DNA
atau DNA sampah.
Kenyataannya DNA
tersebut menurut Ahmad Khan jauh sekali dari makna sampah. Menurut hasil hasil
risetnya, Junk DNA tersebut merupakan untaian firman-firman Allah sebagai
pencipta serta sebagai tanda kebesaran Allah bagi kaum yang berpikir.
Sebagaimana disindir oleh Allah; Afala tafakaruun (apakah kalian tidak mau
bertafakur atau menggunakan akal pikiran?).
Setelah
bekerjasama dengan adiknya yang bernama Imran, seorang yang ahli dalam analisis
sistem, laboratorium genetiknya mendapatkan proyek dari pemerintah. Proyek
tersebut awalnya ditujukan untuk meneliti gen kecerdasan pada manusia. Dengan
kerja kerasnya Ahmad Khan berupaya untuk menemukan huruf Arab yang mungkin
dibentuk dari rantai Kodon pada cromosome manusia. Sampai kombinasi tersebut menghasilkan
ayat-ayat Alquran. Akhirnya pada tanggal 2 Januari tahun
1999 pukul 2
pagi, ia menemukan ayat yang pertama "Bismillah ir Rahman ir Rahiim. Iqra
bismirrabbika ladzi Khalq"; "bacalah dengan nama Tuhanmu yang
menciptakan". Ayat tersebut adalah awal dari surat Al-A'laq yang merupakan
surat pertama yang diturunkan Allah kepada
Nabi Muhammad di
Gua Hira. Anehnya setelah penemuan ayat pertama tersebut ayat lain muncul satu
persatu secara cepat. Sampai sekarang ia telah berhasil menemukan 1/10 ayat
Alquran.
Dalam wawancara
yang dikutip "Ummi" edisi 6/X/99, Ahmad Khan menyatakan: "Saya
yakin penemuan ini luar biasa, dan saya mempertaruhkan karier saya untuk ini.
Saya membicarakan penemuan saya dengan dua rekan saya; Clive dan Martin seorang
ahli genetika yang selama ini sinis terhadap Islam. Saya menyurati dua ilmuwan
lain yang selama ini selalu alergi terhadap Islam yaitu Dan Larhammar dari Uppsala
University Swedia dan Aris Dreisman dari Universitas Berlin.
Ahmad Khan
kemudian menghimpun penemuan-penemuannya dalam beberapa lembar kertas yang
banyak memuat kode-kode genetika rantai kodon pada cromosome manusia yaitu; T,
C, G, dan A masing-masing kode Nucleotida akan menghasilkan huruf Arab yang
apabila dirangkai akan menjadi firman Allah yang sangat mengagumkan.
Di akhir
wawancaranya Dr. Ahmad Khan berpesan "Semoga penerbitan buku saya
"Alquran dan Genetik", semakin menyadarkan umat Islam, bahwa Islam
adalah jalan hidup yang lengkap. Kita tidak bisa lagi memisahkan agama dari
ilmu politik, pendidikan atau seni. Semoga non muslim menyadari bahwa tidak ada
gunanya mempertentangkan ilmu dengan agama. Demikian juga dengan ilmu-ilmu
keperawatan. Penulis berharap akan datang suatu generasi yang mendalami
prinsip-prinsip ilmu keperawatan yang digali dari agama Islam. Hal ini dapat
dimulai dari niat baik para pemegang kebijakan (decission maker) yang beragama
Islam baik di institusi pendidikan atau pada level pemerintah. Memfasilitasi
serta memberi dukungan secara moral dan finansial.
====
Terbukanya tabir hati ahli Farmakologi Thailand
Profesor Tajaten
Tahasen, Dekan Fakultas Farmasi Universitas Chiang Mai Thailand, baru-baru ini
menyatakan diri masuk Islam saat membaca makalah Profesor Keith Moore dari
Amerika. Keith Moore adalah ahli Embriologi terkemuka dari Kanada yang mengutip
surat An-Nisa ayat 56
yang menjelaskan
bahwa luka bakar yang cukup dalam tidak menimbulkan sakit karena ujung-ujung
syaraf sensorik sudah hilang. Setelah pulang ke Thailand Tajaten menjelaskan
penemuannya kepada mahasiswanya, akhirnya mahasiswanya sebanyak 5 orang
menyatakan diri masuk Islam.
Bunyi dari surat
An-Nisa tersebut antara lain sebagai berkut; "Sesungguhnya orang-orang
kafir terhadap ayat-ayat kami, kelak akan kami masukkan mereka ke dalam neraka,
setiap kali kulit
mereka terbakar
hangus, kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain agar mereka merasakan
pedihnya azab. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana."
Ditinjau secara
anatomi lapisan kulit kita terdiri atas 3 lapisan global yaitu; Epidermis,
Dermis, dan Sub Cutis. Pada lapisan Sub Cutis banyak mengandung ujung-ujung
pembuluh darah dan syaraf. Pada saat terjadi Combustio grade III (luka bakar
yang telah menembus sub cutis) salah satu tandanya yaitu hilangnya rasa nyeri
dari pasien. Hal ini disebabkan karena sudah tidak berfungsinya ujung-ujung serabut
syaraf afferent dan efferent yang mengatur sensasi persefsi.
Itulah sebabnya
Allah menumbuhkan kembali kulit yang rusak pada saat ia menyiksa hambaNya yang
kafir supaya hambaNya tersebut dapat merasakan pedihnya azab Allah tersebut.
Mahabesar Allah yang telah menyisipkan firman-firmannya dan informasi sebagian
kebesaranNya lewat sel tubuh, kromosom, pembuluh darah, pembuluh syaraf dsb. Rabbana
makhalqta hada batila, Ya...Allah tidak ada sedikit pun yang engkau ciptakan
itu sia-sia.
===
Dari bahtera menuju Islam
Seorang pakar
kelautan menyatakan betapa terpesonanya ia kepada Alquran yang telah memberikan
jawaban dari pencariannya selama ini. Prof. Jackues Yves Costeau seorang
oceanografer, yang sering muncul di televisi pada acara Discovey, ketika sedang
menyelam menemukan beberapa mata air tawar di tengah kedalaman lautan. Mata air
tersebut berbeda kadar kimia, warna dan rasanya serta tidak bercampur dengan air
laut yang lainnya. Bertahun-tahun ia berusaha mengadakan
penelitian dan
mencari jawaban misteri tersebut. Sampai suatu hari bertemu dengan seorang
profesor muslim, kemudian ia menjelaskan tentang ayat Alquran Surat Ar-Rahman
ayat 19-20 dan surat Al-Furqon ayat 53. Awalnya ayat itu ditafsirkan muara
sungai tetapi pada muara sungai ternyata tidak ditemukan mutiara. Terpesonalah
Mr. Costeau sampai ia masuk Islam. Kutipan ayat tersebut antara lain sebagai berikut:
Dan Dialah yang
membiarkan dua laut mengalir (berdampingan, yang ini tawar lagi segar dan yang
lain asin lagi pahit; dan Dia jadikan antar-keduanya dinding dan batas yang
menghalang (QS Al-Furqon: 53).
Berdasarkan
contoh kasus di atas, dapat memberikan gambaran pada kita bahwa ayat suci
Alquran mampu menjelaskan fenomena Cromosome, Anatomi, Oceanografi, Keperawatan
dan antariksa (baca "Jurnal Keperawatan Unpad" edisi 4, hal 64-70).
Sebenarnya masih banyak ayat-ayat Alquran yang menerangkan fenomena evolution
and genetic seperti QS As-Sajdah 4, QS al-A'raf 53, QS Yusuf 3, QS Hud 7,
tetapi karena keterbatasan ruangan pada kolom ini, serta dengan segala
keterbatasan ilmu dan pengetahuan yang dimiliki penulis, maka kepada Allah
jualah hendaknya kita berharap dan hanya Allah-lah yang Mahaluas dan Mahatinggi
ilmunya. Wallahu a'lam.***
===
Untuk info lebih
lanjut silakan subscribe ke milis :
ahad-net@yahoogroups.com
0 komentar:
Posting Komentar