Dengki - I
Ada seorang
lelaki yang setiap hari mengunjungi raja.Setelah bertemu raja, ia selalu
berkata, "Orang yang berbuat baik akan mendapat balasan, dan orang yang
berbuat buruk, cukup keburukan itu sebagai balasannya."
Ada seseorang
yang dengki melihat keakraban lelaki itu dengan raja.
Lelaki itu
memiliki kedudukan yang dekat dengan raja, “Setiap hari ia bertemu raja,"
pikir si pendengki dengan perasaan kurang senang.
Si pendengki
kemudian menemui raja dan berkata, "Lelaki yang setiap hari menemuimu,
jika keluar dari sini selalu berbicara buruk tentang kamu. Ia juga berkata
bahwa bau mulutmu busuk."
Raja terdiam.
Sekeluarnya dari
kerajaan, pendengki duduk di tepi jalan yang biasa dilalui oleh lelaki yang
akrab dengan raja. Ketika si lelaki itu lewat
dalam
perjalanannya menemui raja. Ia menghadangnya, "Kemarilah, singgahlah ke
rumahku."
Setelah temannya
singgah ke rumahnya, si pendengki menawarkan bawang
merah dan putih,
dan memaksanya agar ia memakannya. Karena dipaksa, ia akhirnya mau juga
memakannya untuk melegakan hati orang itu. Bau bawang merah dan putih itu tentu
tidak mudah hilang.
Selesai
berkunjung ke tempat si pendengki, lelaki itu sebagaimana biasa mengunjungi
raja. Sewaktu berjabatan tangan dengan raja, ia menutup mulutnya agar raja
tidak mencium bau mulutnya.
"Rupanya
benar perkataan orang itu, ia benar-benar menganggap mulutku bau," pikir
raja. Sang raja kemudian memikirkan suatu rencana jahat.
Lelaki itu
kemudian duduk dan berkata sebagaimana biasa, "Orang yang berbuat baik
akan mendapat balasan, dan orang yang berbuat buruk, cukup keburukan itu
sebagai balasannya."
Setelah merasa
waktu berkunjungnya sudah cukup, ia kemudian pamit kepada raja. Raja berkata,
"Bawalah surat ini dan serahkanlah kepada fulan." Surat itu berisi,
"Jika sampai kepadamu pembawa surat ini, maka sembelih dan kulitilah
dia, kemudian
isilah tubuhnya dengan jerami."
Lelaki tadi
keluar membawa surat raja. Di tengah jalan ia dihadang oleh si pendengki.
"Apa yang
kamu bawa?" tanyanya.
"Surat raja untuk
fulan. Surat ini beliau tulis dengan tangannya sendiri. Biasanya beliau tidak
pernah menulis surat sendiri, kecuali dalam urusan pembagian hadiah.".
"Berikanlah
surat itu kepadaku, aku ini sedang butuh uang," pintanya.
Ia kemudian
menceritakan kesulitan hidupnya. Karena kasihan, surat itu kemudian ia serahkan
kepada si pendengki.
Si Pendengki
menerimanya dengan senang hati. Setelah sampai di tempat tujuan, ia menyerahkan
surat itu kepada teman raja.
"Masuklah ke
sini, raja menyuruhku membunuhmu," kata teman raja.
"Yang
dimaksud bukan aku, coba tunggulah sebentar biar kujelaskan," katanya
ketakutan.
"Perintah
raja tak bisa ditunda," kata teman raja.
Ia lalu membunuh,
menguliti dan mengisi tubuh si pendengki dengan jerami.
Keesokan harinya,
lelaki itu datang sebagaimana biasa dan berkata, "Orang yang berbuat baik
akan mendapat balasan, dan orang yang berbuat buruk, cukup keburukan itu
sebagai balasannya."
Raja heran
melihatnya masih hidup. Setelah diselidiki, terbongkarlah keburukan si pendengki.
"Tidak ada
sesuatu yang terjadi antara aku dengannya, hanya saja kemarin ia mengundangku
kerumahnya dan memaksaku makan bawang merah dan putih. Waktu aku menemuimu
kututup mulutku agar kamu tidak mencium bau tidak sedap dari mulutku.
Sekeluarnya dari sini, ia menemuiku dan menanyakan titipanmu," lelaki itu
kemudian menceritakan semua yang terjadi.
Mendengar
jalannya cerita, tahulah raja bahwa orang itu ternyata dengki kepada
sahabatnya. "Benar ucapanmu, orang yang berbuat baik akan mendapat
balasan, dan orang yang berbuat buruk, cukup keburukan itu sebagai
balasannya."
Kedengkian di
hati orang itu telah membunuh dirinya sendiri.
Dengki itu
merusak amal
Dengki memakan
kebaikan seperti api memusnahkan kayu bakar.
(HR Ibnu Majah)
Kedengkian seseorang
hanya akan berakibat buruk bagi orang itu sendiri.
Habib Muhammad
bin Hadi bin Hasan bin Abdurrahman Asseqaf, Tuhfatul
Asyraf, Kisah dan
Hikmah
0 komentar:
Posting Komentar