Keluh Kesah
Assalaamu'alaikum
warahmatullaahi wabarakaatuh
KELUH KESAH (AL-JAZA)
Al-jaza adalah
ketidaksanggupan seseorang dalam memikul bencana atau musibah yang menimpanya,
kemudian menampakkan sikapnya itu, baik dengan ucapan, perbuatan maupun keluh
kesah.
Sikap tidak sabar
tatkala mendapat musibah ini akan mengakibatkan hal-hal sebagai berikut :
1. Ketidakmampuan
dalam berpikir jernih karena hati tidak
tenteram. Padahal ketidakjernihan
pikiran akan melahirkan pilihan yang tidak
jelas.
2. Munculnya
bencana-bencana lain akibat kesalahan dalam mengambil tindakan.
3. Menyeret
seseorang dalam kemusyrikan jika kondisi imannya tidak kuat.
4. Dikeluarkan
dari hamba Allah. Rasulullah SAW bersabda,
"Barang siapa tidak rida terhadap
ketentuan-Ku dan tidak sabar atas
musibah dari-Ku, maka
carilah Tuhan selain-Ku."
Adapun penyebab
penyakit jaza ini antara lain sebagai berikut:
1. Mengikuti
dorongan hawa nafsu.
2. Tidak mampu
menahan rasa pedih atau emosi batin.
3. Kurang
bersyukur terhadap nikmat yang begitu banyak dibandingkan bencana yang baru
menimpa.
4. Kelemahan iman
terhadap qadha dan qadar, sehingga tidak memahami hikmat di balik bencana.
Dalam menghadapi
musibah, seorang mukmin hendaknya menjalaninya dengan pola hidup sabar, yaitu
menahan diri dari keluh kesah, amarah apalagi dari harapan mendapat
belas-kasihan orang lain, terutama pada awal musibah itu terjadi. Rasulullah
SAW bersabda,
"Sabar itu
tatkala menghadapi ujian musibah yang pertama."
Karena, pada
saat-saat itulah, iman seseorang betul-betul diuji: apakah dia akan kuat
menahannya kemudian kembali kepada Allah dan memendam emosinya dalam-dalam,
atau membiarkan nafsunya liar meluapkan rasa emosi dan gelisahnya.
Setelah lulus
dengan ujian sabarnya, selanjutnya dia mesti menelaah lebih jauh hakikat
bencana yang menimpanya. Perlu diketahui, jika suatu bencana menimpa seseorang
atau suatu kaum, ada tiga kemungkinan, yaitu sebagai berikut:
1. Sebagai ujian
(ibtila) atas prestasi iman. Melalui ujian tersebut, seseorang akan mengalami
kenaikan derajat atau pangkatnya.
Rasulullah SAW bersabda,
"Orang-orang yang paling besar
mendapat ujiannya adalah para nabi, kemudian para syuhada,
kemudian orang-orang yang setingkat
dengannya."
Orang-orang yang mendapat kualitas uji
prestasi ini adalah mereka yang betul-betul mengenal
Allah. Mereka merasakan ibtila ini sebagai
suatu kenikmatan istimewa sehingga ia begitu rela
dan tenang,
2. Sebagai sarana
untuk mengukur kebenaran iman. Allah berfirman,
"Apakah manusia itu mengira bahwa
mereka akan dibiarkan saja mengatakan, 'Kami telah
beriman,' sedang mereka tidak diuji (lagi)?
Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang
sebelum
mereka. Maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang dusta." (Q.S.
Al-
Ankabut, 2-3).
3. Sebagai azab
atas kemaksiatan dan kekufuran, agar menjadi jera. Allah berfirman,
"Telah nampak kerusakan di darat dan di
lautan disebabkan oleh perbuatan tangan manusia,
supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian
dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka
kembali ke jalan yang benar." (Q.S.
Ar-Rum, 41).
Dengan menelaah
ketiga kemungkinan itu, seseorang harus mampu membaca dengan mata batinnya: apa
hakikat bencana yang sedang dialaminya itu. Namun, yang jelas, baik yang
kesatu,
kedua maupun
ketiga, menuntut kesabaran yang sama, yaitu dengan mengembalikan segalanya
kepada keinginan Allah.
Berikut sepuluh
keutamaan setiap mukmin berkaitan dengan kesabaran yang mampu dijalankannya:
1. Kesabaran
merupakan ibadah batiniah sehingga ia selalu disertai pertolongan Allah. Allah
SWT berfirman,
"Sesungguhnya Allah bersama-sama orang
yang sabar." (Q.S. Al-Baqarah,
153).
2. Kesabaran
memelihara amalnya dari hal-hal yang dapat merusak, karena nafsunya yang suka membawa
ke jalan yang buruk dapat dia
kendalikan.
3. Kesabaran
menjadi modal bagi ketenangan hidupnya selama di dunia. Baginya, dunia adalah
tempat tinggal sementara yang tidak akan luput dari godaan.
4. Kesabaran menjadi sarana untuk meningkatkan konditenya di hadapan Allah.
5. Kesabaran
melahirkan pujian Allah bagi pemiliknya. Orang yang sabar dipuji Allah sebagai
orang yang paling baik.
6. Kesabaran
melahirkan kegembiraan baginya.
7. Kesabaran
melahirkan kecintaan Allah terhadapnya.
8. Kesabaran
meningkatkan derajatnya.
9. Kesabaran
membawa keselamatan yang hakiki, yakni ketika ia masuk surga. Ia mendapatkan
sambutan dari Allah, sebagaimana dalam
firman-Nya:
"Keselamatan atas kamu semua karena
kesabaranmu" (Q.S. Ar-Ra'du, 24).
10. Kesabaran membawanya
pada pahala yang tidak ada hentinya.
Allah berfirman,
"... Hanyalah pahala orang-orang sabar
yang akan dibalas tanpa ada bilangan."
(Q.S. Az-Zumar, 24).
Agar terbebas
dari penyakit al-jaza ini, hendaknya kita melakukan hal-hal berikut:
1. Menjauhi semua
penyebab timbulnya penyakit al-jaza.
2. Mempelajari
akibatnya.
3. Memahami makna
sabar dan seluruh manfaatnya.
4. Melakukan
langkah-langkah berikut jika dihadapkan pada
suatu
cobaan:
a. Meyakini bahwa cobaan adalah takdir dari
Allah yang
terbaik baginya, dan kelak akan terbukti
hikmahnya.
b. Menahan emosi semaksimal mungkin sehingga
tidak
menimbulkan reaksi negatif terhadap
tindakan fisik.
c. Jika masih ada rasa kesal, segera
beranjak dari tempat
duduk, ambil air wudu, dan baca ta'udz
dan istigfar sebanyak
tiga kali.
d. Membaca doa berikut:
"Ya Allah, selamatkanlah aku dalam
musibahku ini, dan semoga
engkau menggantinya dengan sesuatu yang
lebih baik daripada
ini."
e. Selalu bersyukur akan nikmat yang
diterima.
****
___________________________________________________________________
60 Penyakit hati
Pengarang : Uwes Al-Qorni
Penerbit : PT Remaja Rosdakarya
0 komentar:
Posting Komentar